Pada tiap bulan akan ada sasadara manjer kawuryan Membuta mata seorang sudra mendekap pijarnya
Wednesday, July 21, 2010
Hujan Sore Itu
sejak sore itu|sekelebat kau datang|lalu pergi|begitu tergesa|seperti mengejar pelanggan dibelahan bumi yang lain|atau kerinduan mu bukan di tanah yang ku pijak ini|malam ini|engkau sang hujan|mungkin kah memenuhi kerinduan ku|jika kau absen lagi|tak ada salah nya akan ku buat hujan sendiri|dari langit-langit mata ku
Tuesday, July 20, 2010
MARI ANAK KU
Mari anak ku/mendekat lah/akan kubisikan/tentang kisah/tembang kehidupan/juga nasehat/belajar lah anak ku dari alam/berguru lah engkau pada kehidupan/karena kelak,saat engkau dewasa nanti/anak ku/mungkin ingin menikmati semesta raya/menjelajahi benua/saat itu/anak ku/kami/ibu dan ayah mu/tak mungkin menyertai mu/hanya bisa menatap dan berdoa
Monday, July 19, 2010
SUDIKAH ENGKAU AYAH DONGENGI, NAK?[1]
Sudikah engkau ayah dongengi, nak? Ini tentang kisah yang lain. Bukan tentang cerita upin ipin kesukaan mu yang selalu ayah dongeng kan itu setiap malam menjelang engkau tidur. Lalu engkau selalu minta lagi dan lagi sampai ayah mu lelah dan tertidur. Sedang engkau masih terjaga, terus merajuk meminta ayah mu ini sambil memegang boneka upin mu, menirukan suara upin, ipin, ka ros dan opa.
Sudikah engkau ayah dongengi, nak? Ini kisah kehidupan dan masa depan. Mungkin akan ayah bumbui dengan cerita-cerita Mahabharata kesukaan ayah. Engkau tidak keberatan kan, nak? Malam ini ayah ingin sekali cerita tentang kehidupan orang dewasa. Meskipun kamu, anak ku, masih anak-anak tapi suatu saat engkau akan dewasa. Cerita ini penting, anak ku.
Kemarin ayah lihat di televisi ada ribut antar sesama anak bangsa. Korban pun berjatuhan, nak. Sungguh mengerikan. Tidak kah kau melihat itu di televisi? Ah, pasti kau tidak melihat nya, nak. Sebab engkau anak ku hanya menonton, pagi hari Si Pororo, Sore Upin Ipin, sedang kan malam kau meminta nonton Opera Van Java. Seharusny engkau, nak, sesekali melihat berita, agar engkau tahu kondisi bangsa kita. Ada anggota dewan kita saling menghujat bahkan hampir adu jotos. Kasus korupsi yang silih berganti. Dan yang paling terbaru, nak, tentang ributnya warga tanjung priok dengan Satpol PP. bahkan ada yang meninggal dalam kerusuhan ini. ayah sedih, nak.apakah kamu juga ikut sedih?.
Mungkin engkau bertanya anak ku “ siapa yang salah, yah. Satpol PP atau Warga Tanjung Priuk”. Ayah tahu kamu akan bertanya seperti itu, anak ku. Dan aku ayah mu pasti akan kebingungan menjawab pertanyaan itu. Tahu kah engkau anak ku, Satpol PP juga adalah rakyat, mereka juga menjalankan tugas dan pekerjaan. Mereka bekerja dan bertugas juga demi keluarga mereka yang juga adalah rakyat, sama seperti kita. Dan warga Tanjung Priuk juga adalah rakyat yang sedang mempertahankan hak nya, mereka juga adalah rakyat yang harus dibela. Jika engkau bertanya, anak ku, siapa yang salah diantara mereka. Ayah hanya bisa berkata entah lah nak, jalan kehidupan begitu rumit, mana yang benar mana yang tidak terlihat sangat samar-samar,bahkan orang yang paling bijaksana pun hanya bisa menduga-duga.[bersambung]
Sudikah engkau ayah dongengi, nak? Ini kisah kehidupan dan masa depan. Mungkin akan ayah bumbui dengan cerita-cerita Mahabharata kesukaan ayah. Engkau tidak keberatan kan, nak? Malam ini ayah ingin sekali cerita tentang kehidupan orang dewasa. Meskipun kamu, anak ku, masih anak-anak tapi suatu saat engkau akan dewasa. Cerita ini penting, anak ku.
Kemarin ayah lihat di televisi ada ribut antar sesama anak bangsa. Korban pun berjatuhan, nak. Sungguh mengerikan. Tidak kah kau melihat itu di televisi? Ah, pasti kau tidak melihat nya, nak. Sebab engkau anak ku hanya menonton, pagi hari Si Pororo, Sore Upin Ipin, sedang kan malam kau meminta nonton Opera Van Java. Seharusny engkau, nak, sesekali melihat berita, agar engkau tahu kondisi bangsa kita. Ada anggota dewan kita saling menghujat bahkan hampir adu jotos. Kasus korupsi yang silih berganti. Dan yang paling terbaru, nak, tentang ributnya warga tanjung priok dengan Satpol PP. bahkan ada yang meninggal dalam kerusuhan ini. ayah sedih, nak.apakah kamu juga ikut sedih?.
Mungkin engkau bertanya anak ku “ siapa yang salah, yah. Satpol PP atau Warga Tanjung Priuk”. Ayah tahu kamu akan bertanya seperti itu, anak ku. Dan aku ayah mu pasti akan kebingungan menjawab pertanyaan itu. Tahu kah engkau anak ku, Satpol PP juga adalah rakyat, mereka juga menjalankan tugas dan pekerjaan. Mereka bekerja dan bertugas juga demi keluarga mereka yang juga adalah rakyat, sama seperti kita. Dan warga Tanjung Priuk juga adalah rakyat yang sedang mempertahankan hak nya, mereka juga adalah rakyat yang harus dibela. Jika engkau bertanya, anak ku, siapa yang salah diantara mereka. Ayah hanya bisa berkata entah lah nak, jalan kehidupan begitu rumit, mana yang benar mana yang tidak terlihat sangat samar-samar,bahkan orang yang paling bijaksana pun hanya bisa menduga-duga.[bersambung]
Subscribe to:
Posts (Atom)