BAGASKARA MANJER KAWURYAN

Wednesday, February 27, 2008

BELAJARLAH DARI SINGAPURA

Belajarlah ke negri singapura. Judul tulisan ini memang terkesan semakin mengecilkan bangsa sendiri. Bangsa kita, Indonesia, adalah bangsa besar. Mungkin begitu fikiran yang ada didalam benak kita. Lalu kenapa kita harus belajar dari Singapura. Negara yang secara teritorial kecil dan juga selalu menyakiti hati bangsa Indonesia. Namun, tak ada salahnya kita belajar dari siapapun, hatta dari orang yang kita anggap musuh sekalipun, begitu orang bijak berpesan.
Dulu, saat awal perekonomian Singapura melaju pesat. Singapura tetap menjadi negara yang cemas. Di tangan Lee Kuan Yew rakyat Singapura diajak selalu siaga. Kepada bangsanya Lee berpidato bahwa masih banyak hal yang masih tidak beres yang harus terus diperbaiki. Lee tidak ingin rakyatnya terlena dengan pertumbuhan ekonomi yang melaju pesat sebab jika rakyatnya terninabobokan dengan pertumbuhan yang luar biasa itu, bisa jadi malah setelah itu ekonomi Singapura terjun bebas.
Barangkali itulah salah satu resep Lee Kuan Yew untuk menjadikan Singapura tetap siaga. Lee tidak pernah mengajak rakyatnya untuk bicara sebuah masa depan yang cerah. Menjual gagasan negara yang adil makmur, rakyat sejahtera. Ia tak pernah mengajak rakyatnya berandai-andai. Ia selalu mengajak bangsanya untuk mawas diri dan selalu siap siaga.
Tapi Indonesia tidak seperti Singapura. Indonesia juga negara yang pernah mengalami pertumbuhan ekonomi yang mencengangkan. Tapi setelah itu terjun bebas dan jatuh pingsan, mungkin koma. Beruntung tidak mengalami kematian. Setelah pertumbuhan ekonomi melaju pesat. Indonesia bisa swasembada beras. Tapi bangsa kita setelah itu tertidur lelap. Seolah esok akan tetap sama terbangun di negeri kaya zamrud khatulistiwa, ingin apa saja tersedia. Namun sungguh sial, negara yang disebut zamrud khatulistiwa ekonominya rontok tidak bersisa. Negara kaya tapi rakyatnya miskin. Bangsa kita khilaf untuk selalu siaga dan waspada. Jadilah kini kita miskin segalanya.
Belajarlah dari singapura. Tentang Lee Kuan Yew yang mengundurkan diri sebagai perdana mentri setalah dua puluh satu tahun berkuasa. Karena ia sadar kekuasaan tak akan selamanya. Maka disiapkanlah calon-calon pemimpin yang akan menggantikannya. Maka Lee pun menyediakan tempat dan melatih para pemimpin baru pada saat mereka muda, sebab Lee sadar bahwa ia dulu mampu menjadi perdana mentri sebelum usia empat puluh tahun. Sungguh usia yang sangat muda. Diindonesia, usia empat puluh tahun belum dipercaya bisa memimpin negara. Belum layak katanya. Jadilah kini negara kita tua renta. Jadi tak ada salahnya kan belajar dari singapura?.